Bagaimana Mendiagnosis BAB Berdarah?

Mendiagnosis BAB berdarah hanya bisa dilakukan oleh dokter, mengingat BAB berdarah merupakan sebuah gejala dari banyak masalah kesehatan. BAB berdarah dapat mengindikasikan masalah saluran pencernaan bagian atas atau bawah, dan meskipun tidak selalu serius, masalah ini harus diperiksa dan didiagnosis dengan tepat oleh dokter.

Penyebabnya bervariasi tergantung pada warna dan konsistensi darah; Darah berwarna merah cerah sering kali mengindikasikan pendarahan saluran cerna bagian bawah, sedangkan tinja berwarna hitam dan lengket mengindikasikan pendarahan di saluran cerna bagian atas. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan rencana perawatan.  

Penyebab BAB Berdarah

  • Wasir: Pembuluh darah bengkak pada rektum atau anus yang dapat menyebabkan munculnya darah merah terang pada tisu toilet atau tinja. 
  • Fisura ani: Robekan kecil pada anus, sering kali disebabkan oleh buang air besar yang keras, yang dapat mengakibatkan pendarahan dan rasa sakit. 
  • Penyakit Radang Usus (IBD): Kondisi kronis seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif yang menyebabkan peradangan dan pendarahan. 
  • Penyakit divertikular: Kantung kecil di usus besar yang dapat berdarah. 
  • Tukak lambung: Luka pada lambung atau usus dua belas jari yang dapat menyebabkan pendarahan. 
  • Infeksi saluran cerna: Infeksi akibat bakteri, virus, atau parasit dapat menyebabkan peradangan dan pendarahan. 
  • Polip atau kanker kolorektal: Pertumbuhan abnormal atau tumor ganas di usus besar atau rektum dapat menyebabkan pendarahan. 
  • Infeksi menular seksual (IMS): Beberapa IMS dapat menyebabkan peradangan dan pendarahan pada lapisan anus atau rektal. 

Arti Warna Darah

  • Merah cerah: Sering kali berasal dari saluran pencernaan bagian bawah, seperti wasir atau fisura anus. 
  • Merah marun atau merah tua: Dapat mengindikasikan pendarahan dari usus besar bagian bawah. 
  • Hitam dan lengket: Menunjukkan pendarahan di bagian atas saluran pencernaan, seperti lambung atau usus halus. 

Baca Juga: 6 Alasan Anda Tidak Boleh Mengabaikan Pendarahan Rektum

Kapan Harus ke Dokter?

  • Anda harus menemui dokter jika menemukan darah dalam tinja Anda untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
  • Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami banyak darah, atau jika Anda mengalami gejala seperti pusing, pening, atau sesak napas. 

Apa yang Harus Anda Lakukan?

  • Ikuti saran medis: Pilihan pengobatan bergantung pada penyebabnya dan dapat mencakup pengobatan, perubahan pola makan, atau, dalam beberapa kasus, pembedahan. 
  • Konsultasikan dengan dokter: Penyedia layanan kesehatan dapat menentukan penyebab yang mendasarinya dan merekomendasikan perawatan yang tepat. 
  • Hindari diagnosis diri: Sementara beberapa penyebabnya ringan, yang lainnya serius dan memerlukan intervensi medis. 

Mendiagnosis BAB Berdarah

Saat Anda menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan BAB berdarah, dokter akan melakukan serangkaian langkah untuk mendiagnosis masalah tersebut. Langkah ini mencakup peninjauan gejala Anda, termasuk sembelit , sakit perut, atau rasa penuh setelah buang air besar. Umumnya, feses berdarah bisa berwarna merah terang atau gelap.

Dokter mungkin juga akan meraba perut Anda dan melakukan DRE, atau pemeriksaan rektal digital, untuk mendeteksi ketidakteraturan dalam rektum, seperti wasir atau fisura ani.

Anda mungkin menjalani prosedur yang endoskopi. Prosedur invasif minimal ini untuk mendeteksi kelainan struktur, polip , ulserasi, kanker, atau indikator penyakit lainnya. Sebagai alternatif, dokter dapat memilih sinar-X barium, metode lama untuk mendeteksi lokasi perdarahan, tumor, dan masalah lainnya. CT scan dengan pewarna kontras juga dapat digunakan.

Prosedur umum lainnya adalah kolonoskopi, sebuah alat berlampu dimasukkan melalui rektum untuk memeriksa usus besar apakah ada polip, ulserasi, kanker, dan indikator penyakit lainnya.

Dokter Anda akan memilih tes diagnostik yang paling tepat untuk Anda. Pasien yang mengalami feses berdarah juga memerlukan hitung darah lengkap, atau tes darah CBC, untuk memeriksa anemia, efek samping dari pendarahan pada sistem pencernaan.

Sementara itu, untuk penanganan BAB berdarah, tergantung pada hasil diagnostik dokter. Segera lakukan pemeriksaan dan dapatkan perawatan yang tepat sesuai dengan penyebab BAB berdarah Anda.

Baca Juga: BAB Berdarah Tapi Tidak Sakit, Kenapa?

Bagikan :

Tinggalkan Balasan