You are currently viewing Fisura Ani dan Fistula Ani, Apakah Berbeda?

Fisura Ani dan Fistula Ani, Apakah Berbeda?

Fisura ani dan fistula ani mungkin terdengar mirip karena namanya. Anehnya, selain fakta bahwa keduanya merupakan masalah yang sama berasal dari dekat anus, kedua kondisi ini sangat berbeda. Faktor pembeda utama antara fisura ani dan fistula ani adalah penyebab masalahnya, gejala yang muncul, tingkat keparahan masalahnya, dan perawatan yang untuk menanganinya.

Kedua kondisi ini sering kali membingungkan karena sama-sama dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan memengaruhi kualitas hidup. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan pengobatan yang efektif. 

Baca Juga: Perbedaan Fistula dan Fisura Ani Yang Perlu Diketahui

Apa Itu Fisura Ani?

Adalah robekan kecil pada lapisan tipis anus. Kondisi ini dapat terjadi setelah BAB dengan tinjayang besar atau sangat keras. Kasus akut dapat berlangsung kurang dari enam minggu, sedangkan kasus kronis dapat berlangsung hingga enam minggu atau lebih lama.

Gejalanya

Pasien yang mengalami fisura ani kerap kali mengalami siklus gejala, meliputi robekan anus, nyeri saat atau setelah buang air besar, kejang anus, dan konstipasi.

  • Robekan Anus: Siklus ini sering kali mulai dengan robekan pada lapisan anus, yang biasanya terjadi karena tinja yang keras atau besar, diare kronis, atau melahirkan. Robekan ini biasanya kecil tetapi bisa sangat menyakitkan.
  • Nyeri Saat dan Setelah Buang Air Besar: Salah satu gejala yang paling umum adalah nyeri tajam dan parah saat dan setelah buang air besar. Nyerinya dapat berlangsung selama beberapa jam setelah buang air besar.
  • Kejang Anus: Rasa sakit akibat kondisi ini juga dapat menyebabkan kejang otot sfingter anus yang tidak sengaja. Kejang ini akan semakin memperparah rasa sakit dan dapat mengganggu aliran darah normal ke lapisan anus, sehingga menghambat proses penyembuhan.
  • Konstipasi Kronis: Karena takut akan rasa sakit saat buang air besar, seseorang mungkin secara sadar atau tidak sadar mulai menghindari buang air besar. Penghindaran ini dapat menyebabkan konstipasi kronis, karena tinja bertahan lebih lama pada usus besar dan menjadi lebih keras dan lebih besar.
  • Robekan Anus yang Berulang: Adanya tinja yang keras dan besar akibat sembelit menyebabkan robekan anus berulang saat tinja ini akhirnya keluar. Cedera yang berulang ini menghambat penyembuhan fisura dan memperpanjang siklus tersebut.
  • Darah pada Tinja atau Tisu Toilet: Gejala umum lainnya adalah adanya darah merah terang pada tinja atau tisu toilet, yang disebabkan oleh robekan.
  • Gatal atau Iritasi: Beberapa orang mungkin juga mengalami gatal atau iritasi sekitar anus akibat fisura.
Penyebabnya

Ada beberapa kemungkinan penyebab kondisi ini, seperti:

  • Keluarnya Tinja Keras atau Besar: Penyebab paling umumnya adalah robeknya lapisan anus akibat keluarnya tinja yang keras atau besar. Hal ini dapat terjadi selama periode sembelit, ketika tinja sangat keras dan sulit untuk mengeluarkannya.
  • Diare Kronis: Diare yang berulang juga dapat menyebabkan fisura karena iritasi dan peradangan pada area anus.
  • Persalinan: Wanita dapat mengalami fisura anus akibat melahirkan, terutama setelah melahirkan melalui vagina dengan robekan perineum yang signifikan.
  • Hubungan Seks Anal: Hal ini dapat mengakibatkan trauma fisik pada saluran anus, yang mengakibatkan timbulnya fisura.
Faktor Risiko

Kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi pada anak-anak dan orang dewasa , tetapi lebih sering terjadi pada mereka yang memiliki kondisi berikut:

  • Konstipasi Kronis: Orang yang mengalami konstipasi kronis memiliki risiko lebih tinggi akibat seringnya mengejan dan mengeluarkan tinja yang keras.
  • Penyakit Radang Usus: Kondisi seperti penyakit Crohn dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap fisura karena peradangan dan pergerakan usus yang tidak teratur.
  • Penuaan: Berkurangnya aliran darah dan elastisitas pada area anus pada orang dewasa yang lebih tua dapat meningkatkan risiko fisura.
  • Faktor Lainnya: Mobilitas yang berkurang, pola makan rendah serat, dan obat-obatan tertentu yang menyebabkan sembelit juga dapat berkontribusi terhadap risiko tersebut.

Apa Itu Fistula Ani?

Adalah terowongan abnormal antara saluran anus dan kulit luar anus. Fistula ani biasanya berasal dari infeksi pada kelenjar anus, yang terletak di dinding saluran anus. 

Klasifikasi dari kondisi ini adalah berdasarkan lokasi dan kompleksitasnya. Fistula sederhana biasanya memiliki satu saluran dengan satu lubang dan biasanya lebih mudah untuk mengobatinya. Namun, dalam kondisi yang kompleks mungkin memiliki beberapa saluran, beberapa lubang eksternal, atau melibatkan sebagian besar otot sfingter anus. 

Gejalanya

Gejala umunya mirip dengan fisura ani. Namun, tingkat keparahan dan penampakannya berbeda-beda. 

  • Nyeri: Nyeri yang berhubungan dengan fistula ani sering kali konstan dan berdenyut. Tidak seperti nyeri akut akibat fisura, nyeri fistula tidak selalu berhubungan dengan buang air besar. Nyeri ini dapat memburuk dengan duduk, berjalan, atau gerakan lain dan mungkin tidak mereda sepenuhnya, bahkan saat istirahat.
  • Pendarahan: Pendarahan dapat terjadi tetapi seringkali tidak terlalu parah jika membandingkannya dengan fisura. Pendarahan biasanya bercampur dengan nanah atau cairan berbau busuk saat terjadi. Kombinasi ini dapat mengindikasikan adanya infeksi atau keluarnya abses yang sedang berlangsung.
  • Keluarnya cairan: Bisa berupa nanah, darah, atau keduanya. Keluarnya cairan ini sering kali menjadi indikator utama infeksi yang sedang berlangsung atau berulang dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan iritasi yang signifikan pada area anus. Cairan yang keluar juga dapat menyebabkan iritasi kulit, gatal, dan ketidaknyamanan di sekitar anus.
Penyebabnya

Penyebab utamanya adalah:

  • Abses Anus yang Tidak Mendapatkan Pengobatan: Penyebab paling umum dari kondisi ini adalah abses anus yang belum sembuh dengan baik. Abses terbentuk ketika kelenjar anus terinfeksi dan terisi nanah.
  • Infeksi: Infeksi bakteri, jamur, atau virus di daerah anus dapat menyebabkan pembentukan abses, yang kemudian mengakibatkan fistula.
Faktor Risiko

Kondisi ini dapat berkembang pada individu dengan latar belakang yang berbeda-beda. Namun, kelompok tertentu dengan kondisi berikut memiliki risiko lebih tinggi:

  • Riwayat Abses Anus: Abses anus sebelumnya secara signifikan meningkatkan risiko timbulnya fistula.
  • Jenis Kelamin dan Usia: Meskipun fistula ani dapat terjadi pada pria dan wanita, fistula ani lebih umum terjadi pada pria.
  • Penyakit Radang Usus: Kondisi seperti penyakit Crohn dapat meningkatkan risiko abses dan fistula karena peradangan kronis pada saluran pencernaan.
  • Operasi Anus atau Trauma Sebelumnya: Intervensi bedah atau cedera fisik pada area anus dapat membuat seseorang rentan terhadap pembentukan fistula.
  • Kondisi Imunokompromais: Penyakit seperti tuberkulosis, HIV, atau kondisi yang memerlukan terapi imunosupresif dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi, yang menyebabkan abses dan fistula.

Perbedaan Fisuran Ani dan Fistula Ani

Pengertian
  • Fisura : Robekan kecil pada lapisan anus.
  • Fistula : Koneksi abnormal antara usus dan kulit dekat anus.
Gejala
  • Fisura : Nyeri tajam saat buang air besar dan robekan yang terlihat.
  • Fistula : Nyeri terus-menerus, pembengkakan, dan keluarnya nanah atau darah.
Penyebab
  • Fisura : Buang air besar atau keras, diare kronis, dan penyakit radang usus
  • Fistula : Sering kali muncul setelah abses atau infeksi pada kelenjar anus.
Perawatan/Pengobatan

Pilihan pengobatan untuk fisura ani dan fistula sangat bervariasi. Pilihan pengobatan bergantung pada tingkat keparahan masing-masing kondisi.

  • Fisura : Perubahan pola makan, pelunak tinja, anestesi topikal, atau pembedahan.
  • Fistula : Umumnya memerlukan intervensi bedah 
Lokasi
  • Fisura : Terletak pada lubang anus dan menimbulkan nyeri tajam serta robekan yang terlihat.
  • Fistula : Membentuk saluran abnormal, yang sering menyebabkan infeksi dan keluarnya cairan dari lubang dekat lubang anus atau pembengkakan seperti jerawat dekat anus.

Jika Anda mengalami salah satu gejala yang disebutkan di atas, baik fisura ani maupun fistula ani, Anda harus mengunjungi dokter Vena Wasir Center.

Baca Juga: Perbedaan Fisura Ani dan Ambeien

Call Center : Whatsapp

Tinggalkan Balasan