Penumpukan Tinja Menyebabkan Sakit Punggung dan Perut

Penumpukan tinja atau impaksi feses terjadi ketika feses atau tinja terbentuk dan menjadi keras, kering, dan sulit untuk Anda keluarkan secara normal. Orang yang mengalami sembelit lebih berisiko mengalami penumpukan tinja, yang lebih parah. Ketika seseorang mengalami impaksi feses, mereka biasanya memerlukan perawatan untuk mengeluarkan feses. Perawatan dapat meliputi obat-obatan, enema , prosedur, atau kombinasi keduanya.

Ada beberapa faktor risiko untuk impaksi feses. Akan tetapi, meskipun seseorang mengalami beberapa faktor risiko, seseorang dapat mengambil beberapa tindakan pencegahan untuk mencegah kondisi tersebut.

Apa perbedaan antara penumpukan tinja dengan sembelit?

Sembelit terjadi ketika Anda sulit buang air besar. Jika kondisi ini terjadi terus-menerus dan tidak segera mendapatkan penanganan medis, dapat menyebabkan penumpukan tinja.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Hampir setengah dari semua lansia mengalami impaksi feses. Penyebab umumnya adalah berkurangnya mobilitas, gangguan neurologis, dan/atau efek samping obat-obatan. Tapi bukan berarti orang usia muda tidak dapat mengalaminya juga, lho.

Mengapa penumpukan tinja bisa terjadi?

Penumpukan tinja lebih mungkin terjadi saat Anda berusia lanjut. Ada beberapa alasan umum mengapa Anda bisa mengalami masalah ini:

  • Sembelit atau konstipasi. Penumpukan tinja terkadang dapat terjadi jika Anda mengalami  konstipasi . Artinya Anda ingin buang air besar tetapi tidak dapat melakukannya — dan tidak menerima perawatan apa pun.
  • Pencahar. Jika Anda terlalu sering mengonsumsi pencahar, tubuh Anda tidak akan “mengetahui” kapan waktunya buang air besar. Tubuh Anda akan cenderung tidak merespons keinginan untuk buang air besar, dan tinja dapat menumpuk di usus besar atau rektum.
  • Obat-obatan lain. Beberapa obat opioid yang digunakan untuk mengatasi rasa sakit dapat memperlambat proses pencernaan , sehingga tinja lebih mudah menumpuk di usus besar.
  • Tingkat aktivitas. Jika Anda tidak aktif, Anda cenderung mengalami sembelit dan mengalami penumpukan feses dibandingkan orang yang banyak bergerak di siang hari.
  • Kebiasaan di kamar mandi.  Jika Anda sering menahan buang air besar karena tidak memiliki akses ke toilet saat Anda membutuhkannya, atau Anda tidak ingin buang air besar saat berada di tempat asing, hal ini dapat menyebabkan penumpukan tinja seiring waktu.

Apa saja gejalanya?

Sering kali, jika Anda mengalami penumpukan tinja, kemungkinan besar Anda telah mengalami sembelit selama beberapa waktu. Lalu tiba-tiba, Anda mungkin mengalami gejala lain, termasuk:

  • Diare sangat encer  yang bocor atau meledak keluar
  • Diare atau tinja yang keluar saat batuk atau tertawa
  • Sakit punggung atau perut
  • Sedikit atau tidak ada urine (dan tidak ada keinginan untuk buang air kecil)
  • Perut kembung
  • Detak jantung yang terlalu cepat (takikardia)
  • Demam
  • Kebingungan

Jika Anda mengalami sembelit dan memiliki salah satu dari masalah ini, segera hubungi dokter Anda. 

Baca Juga: Cara Mengatasi Tinja Keras dan Komplikasi Yang Mungkin Bisa Terjadi

Bagaimana Cara Mendiagnosisnya?

Ada beberapa cara yang dapat dokter lakukan untuk mengetahui apakah Anda mengalami impaksi tinja.

  • Riwayat kesehatan : Adanya beberapa gejala, riwayat sembelit baru-baru ini, penurunan pergerakan usus, atau riwayat impaksi tinja dapat menyebabkan penyedia layanan kesehatan mencurigai adanya impaksi tinja.
  • Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik Anda mungkin mengungkapkan bahwa Anda memiliki perut yang keras, bahwa Anda merasakan nyeri atau nyeri tekan ketika penyedia layanan kesehatan menekan perut Anda, atau bahwa perut Anda tampak membesar (bengkak atau lebih besar dari biasanya). 
  • Pencitraan : Penyedia layanan kesehatan kemungkinan akan menilai tingkat impaksi melalui pencitraan, seperti rangkaian pemeriksaan abdomen atau pemindaian CT.

Bagaimana Cara Mengobatinya?

Bila Anda mengalami penyumbatan tinja, Anda perlu mengeluarkan massa tinja yang keras dari usus besar atau rektum agar kondisinya membaik. Kondisi ini tidak akan hilang dengan sendirinya, dan dapat menyebabkan kematian jika dibiarkan semakin parah.

1. Pencahar oral

Obat pencahar tersedia tanpa atau dengan resep dokter. Obat pencahar membantu membersihkan usus besar Anda.

2. Supositoria

Ini adalah pencahar ringan yang dimasukkan ke dalam anus untuk membantu mengeluarkan kotoran. Obat ini bekerja dengan meredakan sembelit dan mempercepat pengosongan tinja.

3. Enema untuk mengatasi impaksi feses

Perawatan yang paling umum untuk penyumbatan tinja adalah enema , cairan khusus yang dimasukkan dokter ke dalam rektum untuk melunakkan tinja. Enema sering kali membuat Anda buang air besar, sehingga Anda mungkin dapat mengeluarkan massa tinja sendiri setelah dilunakkan oleh enema.

Kadang-kadang, jika enema saja tidak berhasil, tinja harus dipecah dan dikeluarkan dengan tangan.

Setelah massa tinja yang keras keluar, kebiasaan buang air besar Anda akan kembali normal asalkan Anda mampu mengelola kemungkinan sembelit di kemudian hari.

4. Operasi impaksi feses

Dokter Anda mungkin menyarankan pembedahan jika Anda mengalami impaksi tinja yang parah atau jika Anda memerlukan bantuan untuk menghentikan pendarahan karena robekan pada usus Anda.

Bisakah Mencegah Tinja Keras dan Penumpukan Feses?

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu menurunkan risiko terjadinya impaksi feses:

  • Meningkatkan asupan serat Anda.
  • Tetap terhidrasi.
  • Menjadi aktif (aktivitas ringan seperti jalan kaki setiap hari).
  • Berbicara dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang obat-obatan yang Anda konsumsi yang dapat menyebabkan impaksi tinja.

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami nyeri dan ketidaknyamanan serta tidak dapat buang air besar, atau mengalami gejala berat seperti mual, dehidrasi, kebingungan, atau pendarahan. Mengatasi penumpukan tinja dengan cepat dapat mencegah efek samping yang berbahaya dan mengancam jiwa.

Baca Juga: Sembelit dan Nyeri Punggung Terjadi Bersamaan, Kok Bisa?

Bagikan :

Tinggalkan Balasan