Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebih sehingga membuat berat badan seseorang melebihi batas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Obesitas, salah satu masalah kesehatan yang sampai saat ini masih menjadi tantangan terbesar di dunia.
Menurut WHO, angka terjadinya obesitas di dunia mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun 1980. Obesitas dapat ditemukan pada anak-anak, remaja dan dewasa. Pada tahun 2014 sebanyak 39% orang dewasa dengan usia lebih dari 18 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 13% mengalami obesitas. Lebih lanjut, tahun 2016 , sebanyak 41 juta anak di bawah 5 tahun mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Hampir setengah dari anak-anak tersebut tinggal di Asia dan seperempatnya tinggal di Afrika.
Obesitas di Indonesia
Indonesia masuk dalam peringkat 10 besar negara dengan penduduk obesitas tertinggi di dunia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, di Indonesia sebanyak 13,5% orang dewasa dengan usia lebih dari 18 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 28,7% mengalami obesitas (IMT≥25).
Berdasarkan indikator RPJMN 2015-2019, sebanyak 15,4% mengalami obesitas (IMT≥27). Sementara pada anak usia 5-12 tahun, sebanyak 18,8% kelebihan berat badan dan 10,8% mengalami obesitas.
Berdasarkan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) 2016, angka obesitas IMT ≥27 mengalami kenaikan menjadi 20,7%, sementara obesitas dengan IMT≥25 menjadi 33,5%. IMT adalah indeks massa tubuh yang merupakan indeks sederhana dari berat badan terhadap tinggi badan yang digunakan untuk untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m2).
Penyebab Obesitas
- Genetik
Apabila salah satu orangtua (ayah/ibu) mengalami obesitas, kemungkinan peluang terjadi pada sang anak sekitar 40%-50%. Bila kedua orangtuanya (ayah dan ibu) mengalami obesitas peluang terjadi pada anak lebih tinggi yaitu 70%-80%.
- Pola Makan
Makanan yang dikonsumsi menjadi salah satu faktor penyebab anak mengalami obesitas. Jenis makanan yang memiliki kadar lemak yang tinggi, gula, dan kurang serat dapat menyebabkan ketidakseimbangan energi.
- Aktivias Fisik
Seseorang yang memiliki aktivitas sedentary (kurang gerak) menyebabkan energi yang dikeluarkan tidak maksimal.
- Obat-Obatan
Mengonsumsi obat-obatan tertentu dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan meningkatkan nafsu makan.
- Hormonal
Hormon yang berperan dalam terjadinya obesitas, yakni hormon leptin, ghrelin, tiroid, insulin, dan estrogen.
Penyakit Obesitas
- Ketahanan Insulin
Terjadinya penumpukan lemak yang tinggi dalam tubuh, menjadikan glukosa sulit untuk diserap ke dalam tubuh karena adanya penumpukan sel lemak. Semakin lama, kadar gula darah berangsur naik sehingga menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2.
- Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi
Kebanyakan perempuan yang gemuk lebih mudah mengalami peningkatan tekanan darah dibandingkan dengan laki – laki gemuk. Peningkatan tekanan darah juga mudah terjadi pada orang gemuk dengan konsentrasi lemak pada perut dibandingkan orang gemuk dengan konsentrasi lemak pada pinggul dan paha.
- Penyakit Jantung Koroner
Risiko alami penyakit jantung koroner pada orang gemuk tiga sampai empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ideal. Setiap peningkatan satu kilogram berat badan terjadi peningkatan kematian akibat penyakit jantung koroner sebanyak 1 %.
- Penyakit Lainnya
Penyakit lainnya akibat obesitas antara lain; osteoartritis lutut dan pinggul, henti napas saat tidur, wasir, nyeri pinggang, pembentukan batu empedu, perburukan asma, stroke, dan kanker.