Sakit perut setelah makan atau munculnya rasa tidak nyaman setelah makan bukanlah hal yang menyenangkan. Jika rasa sakit tersebut terjadi terutama setelah makan dan hilang dengan sendirinya, biasanya hal tersebut disebabkan oleh makanan. Namun, jika Anda memiliki gejala lain atau rasa sakit tersebut terjadi setiap kali Anda makan, hal tersebut mungkin merupakan ada kondisi medis tertentu yang mendasarinya.
Sakit perut kecil sering kali disebabkan oleh masalah umum seperti makan berlebihan atau makan terlalu cepat. Tetapi, nyeri yang terus-menerus dan meningkat pada perut dapat menjadi tanda beberapa masalah kesehatan.
Sakit perut tidak boleh dianggap enteng jika terus berlanjut. Hal ini perlu evaluasi lebih lanjut oleh dokter secara menyeluruh untuk diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang efektif.
Penyebab Sakit Perut Setelah Makan
Dalam banyak kasus, makanan yang Anda pilih untuk dikonsumsi dapat menyebabkan nyeri perut setelah beberapa saat. Makanan-makanan tersebut meliputi:
1. Makan Terlalu Banyak atau Terlalu Cepat
Anda mungkin mengalami sakit perut jika Anda makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat. Ini adalah dua pemicu utama sakit perut setelah makan. Bila Anda makan berlebihan atau makan terlalu cepat, Anda tidak punya cukup waktu untuk mengunyah makanan dengan benar, dan ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Lambung rata-rata memiliki kapasitas menampung 2 hingga 4 liter. Bila Anda mencoba melebihi batas ini, lambung akan dipaksa memberi ruang untuk makanan tambahan, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit.
Selain itu, saat Anda makan terlalu cepat, Anda akan makan berlebihan dan menelan lebih banyak udara, yang mengakibatkan perut kembung dan gas. Memperlambat laju makan, mengunyah dengan baik, atau minum air putih sesekali di antara waktu makan dapat membantu Anda menghindari makan terlalu banyak atau terlalu cepat. Anda juga dapat mencoba meletakkan garpu setelah menggigit dan mengunyahnya hingga tuntas sebelum mengambil garpu lagi.
2. Intoleransi Makanan
Menurut para ahli kesehatan, intoleransi makanan sangat umum terjadi dan sebagian besar masyarakat tidak toleran atau sensitif terhadap makanan tertentu. Intoleransi atau sensitivitas makanan disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mencerna atau memecah bahan tertentu dalam makanan yang mengakibatkan reaksi fisik yang tidak menyenangkan terhadapnya.
Sakit perut dan kram merupakan gejala umum intoleransi atau ketidakpekaan terhadap makanan, yang sering dikaitkan dengan produk susu, gluten, kacang-kacangan, ragi, dan tomat. Statistik juga menunjukkan bahwa kebanyakan orang mengembangkan toleransi terhadap makanan seiring bertambahnya usia dan pada usia 40 tahun, 75% orang menjadi tidak toleran terhadap laktosa. Intoleransi makanan merupakan reaksi sistem pencernaan, bukan respons sistem imun. Mengonsumsi makanan dalam porsi yang lebih kecil atau produk yang bebas dari bahan tertentu dapat mencegah sakit perut.
3. Alergi Makanan
Alergi makanan terjadi ketika tubuh Anda salah mengira suatu makanan, biasanya protein, sebagai penyerang asing yang berbahaya, dan sistem kekebalan tubuh Anda melepaskan antibodi untuk melawannya. Respons kekebalan tubuh melawan objek penyerang tersebut, yang mengakibatkan berbagai gejala, termasuk sakit perut.
Anda harus menghindari makanan atau bahan yang menyebabkan alergi sama sekali karena dapat memicu respons imun abnormal yang, dalam beberapa kasus, dapat mengancam jiwa. Alergi terhadap telur, susu, kacang tanah, kerang, kedelai, jagung, gluten, dan gandum merupakan alergi makanan yang paling umum menyebabkan sakit perut.
Banyak orang yang salah mengartikan alergi makanan dan intoleransi. Hal ini karena banyak gejala, seperti kram perut, diare, dan muntah, yang serupa. Sebaiknya Anda menjadwalkan janji temu dengan penyedia layanan kesehatan Anda sehingga mereka dapat menentukan penyebab sakit perut dan membantu Anda mengatasi masalah tersebut secara efektif. Diet eliminasi makanan atau tes antibodi imunoglobulin E (IgE) spesifik alergen dapat menentukan apakah Anda alergi terhadap makanan atau zat tertentu.
Sakit perut dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan seimbang dan sehat yang mengandung banyak sayur dan buah segar. Menghindari makanan pedas atau berlemak serta mengurangi minuman manis dan kafein dapat membuat Anda merasa lebih baik.
4. Kondisi Medis
Beberapa kondisi medis juga dapat menyebabkan perut Anda sakit setelah mengonsumsi makanan. Kondisi-kondisi tersebut meliputi:
1) Penyakit celiac
Sakit perut adalah gejala yang paling umum dari penyakit celiac, suatu gangguan pada sistem pencernaan. Orang dengan penyakit celiac akan langsung bereaksi terhadap protein tertentu yang ditemukan dalam gluten yang disebut gliadin. Protein ini terdapat dalam gandum hitam, jelai, oat, spelt, dan gandum.
Penyakit celiac memiliki beberapa ciri alergi makanan karena melibatkan sistem kekebalan tubuh. Gejala penyakit celiac yang paling sering dialami meliputi masalah gastrointestinal seperti sakit perut, sembelit, diare, dan kembung. Menghilangkan gluten dari makanan dapat menghentikan efek kondisi ini.
2) Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
IBS adalah kondisi yang memengaruhi sistem pencernaan. Menurut para ahli kesehatan, sekitar 15% dari populasi menderita gangguan gastrointestinal ini. Gejalanya dapat berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, dan mungkin tidak selalu terjadi setelah makan. Gejalanya juga bervariasi pada setiap orang dan dipicu oleh makanan, stres, sembelit, dan diare.
Gejala umum meliputi:
- Kembung
- Diare
- Sembelit
- Kram
- Sakit perut setelah makan
- Rasa kenyang setelah makan
Alergi makanan dan sensitivitas makanan juga terkait dengan sindrom iritasi usus besarTidak ada obat untuk IBS. Perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah gejala atau mencegahnya menjadi nyeri, tetapi umumnya memerlukan penanganan jangka panjang.
3) Pankreatitis
Sakit perut bisa jadi merupakan tanda pankreatitis, terutama jika rasa sakitnya berlangsung lebih dari enam jam. Pankreatitis adalah peradangan pankreas dan penyebab utama rawat inap karena masalah gastrointestinal. Kondisi ini terjadi ketika pankreas, organ yang membantu tubuh memproses gula dan mencerna makanan, mengalami peradangan. Anda mungkin merasakan sakit di perut bagian atas yang memburuk setelah makan.
Orang yang menderita pankreatitis merasakan nyeri yang dimulai di perut bagian atas dan menjalar ke punggung. Gejala pankreatitis lainnya meliputi demam, mual, dan muntah. Pankreatitis dapat disebabkan oleh batu empedu, trigliserida tinggi, dan konsumsi alkohol. Dokter yang berpengalaman dapat mendiagnosis kondisi Anda dengan bantuan tes darah atau pemindaian CT dan merekomendasikan pengobatan terbaik untuk meredakan nyeri perut.
4) Divertikulitis
Kondisi ini terjadi ketika kantung-kantung kecil seperti kantung, yang dikenal sebagai kista atau divertikula, terbentuk di lapisan sistem pencernaan, biasanya di bagian bawah usus besar. Jika kantung-kantung ini meradang atau terinfeksi, hal ini dapat mengakibatkan perubahan pola buang air besar serta nyeri perut parah di sekitar sisi kiri bawah, kembung, sembelit, diare, atau pendarahan rektal. Sakit perut setelah makan juga merupakan gejala umum divertikulosis.
5) Obstruksi Usus
Jika terjadi penyumbatan di usus besar atau usus halus, makanan akan sulit dicerna dengan baik. Jika Anda makan terlalu cepat, potongan makanan yang besar mungkin tidak terurai dengan baik, yang menyebabkan sakit perut. Dalam beberapa kasus, hernia atau tumor juga dapat menyebabkan penyumbatan usus.
6) GERD
Juga dikenal sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau gangguan pencernaan asam. Kondisi ini terjadi ketika asam naik dari lambung ke kerongkongan. Anda akan merasakan sensasi terbakar atau tidak nyaman di dada dan tenggorokan. Anda mungkin juga merasakan makanan naik kembali setelah ditelan jika Anda berbaring atau membungkuk. Sakit maag terkadang juga dikaitkan dengan nyeri dada.
Rasa panas di dada dapat berlangsung hanya beberapa menit atau hingga beberapa jam. Refluks asam yang berulang dapat mengiritasi lapisan esofagus dan menyebabkan kerusakan permanen. Menghindari makanan pedas, alkohol, dan menurunkan berat badan dapat meredakan rasa panas di dada.
7) Sakit Maag
Tukak lambung adalah luka yang berkembang di lapisan dalam lambung dan bagian atas usus halus atau duodenum. Gejala paling umum dari tukak lambung adalah:maagadalah nyeri terbakar di bagian tengah perut. Rasa sakitnya dapat bertambah parah jika mengonsumsi makanan pedas dan alkohol.
Tukak lambung sering kali disebabkan oleh infeksi. Tukak lambung juga disebabkan oleh penggunaan obat-obatan yang berlebihan, bahkan aspirin, jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Dokter menyarankan untuk mengobati tukak lambung dengan obat penekan asam lambung, yang sering kali dikombinasikan dengan antibiotik.
8) Penyakit Radang Usus (IBD)
Penyakit radang ususatau IBD memiliki dua bentuk, kolitis ulseratif (UC) dan penyakit Crohn. Dalam kedua kondisi ini, sistem kekebalan tubuh tampaknya bereaksi berlebihan dan menyebabkan peradangan di saluran usus. Penyakit ini mungkin tidak memengaruhi lambung secara langsung, tetapi dapat menyebabkan nyeri dan mual, disertai diare, nyeri sendi, demam, ruam kulit, dan gejala lainnya.
IBD adalah kondisi jangka panjang. Kondisi ini dapat diobati dan dikelola dengan pengobatan khusus dan perubahan gaya hidup.
9) Batu empedu
Batu empedu adalah endapan kecil, keras, dan menyerupai kristal yang dapat terbentuk di kantong empedu atau saluran empedu di dalam hati. Kondisi ini dapat terjadi karena terlalu banyak kolesterol dalam empedu, fungsi kantong empedu yang tidak normal, atau alasan lainnya. Batu empedu sering kali menyebabkan nyeri setelah makan, terutama jika makanan yang dikonsumsi banyak atau mengandung banyak lemak. Batu empedu juga dapat menyebabkan nyeri tajam dan tiba-tiba jika menyumbat saluran empedu.
Gejala lain yang terkait dengan batu empedu meliputi mual dan muntah.
10) Radang perut
Gastritis ringan dapat diobati di rumah dengan obat-obatan dan perubahan pola makan. Menghindari makanan asam dan makan makanan yang lebih sedikit sepanjang hari dapat membantu.
11) Tiroid yang Terlalu Aktif
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang membantu tubuh berfungsi secara normal. Tiroid yang terlalu aktif dapat menyebabkan masalah medis yang memengaruhi tulang, otot, dan jantung. Sakit perut dan diare juga merupakan gejala tiroid yang terlalu aktif yang sering dialami disertai dengan kesulitan tidur, penurunan berat badan, dan detak jantung yang cepat.
Penyebab Lain Sakit Perut Setelah Makan
Beberapa gaya hidup dan masalah kesehatan lain dapat menyebabkan nyeri di perut setelah makan. Di antaranya:
- Stres – Otot dapat menegang karena stres, yang menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan di perut. Makan perlahan dan tenang dapat membantu menghindari sakit perut, atau beberapa napas dalam sebelum makan dapat mengendurkan otot yang tegang.
- Obesitas – Anda berisiko mengalami kondisi seperti nyeri ulu hati atau tukak lambung jika Anda kelebihan berat badan. Menurunkan berat badan berlebih dapat mencegah nyeri perut setelah makan.
- Sembelit – Nyeri perut dan kembung adalah gejala umum sembelit yang terjadi ketika tidak ada cukup gerakan usus, atau tinja keras dan menjadi sulit dikeluarkan. Mengonsumsi makanan berserat tinggi dan minum banyak cairan dapat membantu meredakan sembelit dan sakit perut.
- Obat tekanan darah – Beberapa obat yang diresepkan untuk mengobati tekanan darah dapat menyebabkan efek samping seperti sembelit dan sakit perut. Jika Anda mengalami sakit perut karena obat tekanan darah, konsultasikan dengan dokter Anda untuk perubahan obat.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda menderita sakit perut disertai gejala lain yang tidak kunjung reda meskipun telah mengubah pola makan, mengubah gaya hidup, dan mengonsumsi obat bebas, Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Gejala yang Anda alami mungkin merupakan tanda peringatan adanya masalah medis yang memerlukan penanganan yang tepat.
Banyak masalah pencernaan yang dapat menyebabkan nyeri di perut setelah Anda makan. Gangguan pencernaan, GERD, batu empedu atau IBS, dan pankreatitis adalah beberapa penyebab umum, sementara ada juga beberapa penyebab yang kurang umum. Mengalami nyeri di perut sesekali bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika nyeri tersebut mengganggu kehidupan dan rutinitas Anda dan Anda tidak dapat menentukan penyebabnya, sebaiknya Anda menemui dokter untuk evaluasi dan tes lengkap.
Sakit perut parah yang diikuti demam, muntah, menggigil, detak jantung cepat, atau mata dan kulit menguning tidak boleh diabaikan. Segera hubungi dokter Anda atau kunjungi unit gawat darurat rumah sakit.