Abses anus pecah, apa yang akan terjadi pada penderitanya?Jika hal ini terjadi, maka penderitanya akan merasakan sakit yang parah dan nanahnya bisa keluar. Selain itu, abses anus yang pecah di permukaan kulit juga bisa menyebabkan fistula ani yang menyakitkan.
Oleh karena itu, sebelum abses anus pecah atau Anda mengalami gejala awal abses segeralah melakukan pemeriksaan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Abses Anus
Abses anus atau perianal biasanya terbentuk ketika infeksi pada salah satu kelenjar di sekitar anus menghasilkan nanah. Nanah berkumpul pada rongga kulit dan berkembang menjadi abses yang menyakitkan.
Biasanya, penyakit ini berkembang cukup cepat dan menimbulkan rasa sakit di rektum atau anus yang disertai demam, menggigil, dan umumnya perasaan tidak enak badan. Mungkin ada pembengkakan yang menyakitkan di sepanjang anus atau bagian belakang.
Laki-laki dua kali lebih mungkin mengalami abses dubur dibandingkan perempuan, dan lebih sering terjadi pada usia 20-60 tahun.
Baca Juga: Abses Anal Kumpulan Nanah di Area Anus
Faktor Risiko Abses Anus
Kondisi-kondisi ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena abses perianal:
- Kehamilan
- Diabetes
- Penyakit Crohn, yang merupakan kondisi radang usus
- Obat-obatan tertentu, seperti obat kemoterapi untuk pengobatan kanker
- Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh setelah transplantasi organ
- Benda asing yang dimasukkan ke dalam rektum (biasanya saat berhubungan seks)
- Fisura ani, atau retakan, terkait dengan sembelit yang berlangsung lama
- Penyakit menular seksual (PMS)
Baca Juga: Penyebab Abses Anal Ada Kaitannya dengan Penyakit Menular Seksual?
Apa yang Terjadi Jika Abses Anus Pecah?
Abses anus pecah bisa saja terjadi. Kadang-kadang, abses bisa pecah secara spontan ke kulit dan mulai mengeluarkan nanah. Hal ini lebih mungkin terjadi jika abses berkembang di lokasi abses lama atau lokasi operasi sebelumnya untuk mengeringkan abses lama.
Jika tidak diobati dapat pecah hingga menembus kulit. Seringkali, terowongan tetap ada setelah abses pecah. Terowongan tersebut membentuk hubungan abnormal antara anus dan kulit dan itu disebut fistula ani. Terowongan ini dapat terinfeksi berulang kali. Setelah terbentuk, fistula ani jarang sembuh secara spontan.
Jika abses perianal pecah, mungkin keluar cairan bernanah (kuning) atau berdarah. Keluarnya cairan biasanya disertai dengan hilangnya sebagian rasa sakit akibat pembengkakan. Keluarnya cairan berulang dari benjolan di dekat anus biasanya menandai terbukanya bagian luar fistula ani. Di sela-sela keluarnya cairan, seseorang dapat mengalami gejala iritasi kulit seperti gatal atau nyeri di sekitar fistula ani.
Lebih lanjut, jangan sengaja agar abses perianal pecah dengan mencoba memecahkannya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dan menyebabkan kerusakan yang lebih besar. Temui dokter Anda untuk mendapatkan pengobatan.
Jika abses anus pecah sendirinya, usahakan sebisa mungkin untuk menjaga area tersebut tetap bersih. Cuci area tersebut dengan sabun dan air, lalu tutup dengan perban. Abses perineum masih dapat terinfeksi atau menyebabkan infeksi, jadi awasi abses selama beberapa hari untuk memastikannya sembuh.