Abses Perianal

Abses adalah kumpulan nanah. Nanah tersebut berisi gabungan dari jaringan yang mati, sel darah merah, dan bakteri. Ketika terjadi pada sekitar anus, kondisi ini selanjutnya disebut abses perianal. Gejala abses perianal umumnya berupa:
  1. Benjolan atau pembengkakan yang nyeri dekat atau sekitar anus. Pembengkakannya akan tampak merah dan hangat saat teraba.
  2. Nyeri pada abses perianal biasanya terjadi terus-menerus.
  3. Mengeluarkan nanah dan darah jika abses pecah.
Selain benjolan atau pembengkakan, abses perianal juga dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti:
  • Demam.
  • Menggigil.
  • Konstipasi atau diare.

Penyebab dan Faktor Risiko Abses Perianal

Sebagian besar abses pada anus muncul oleh sumbatan dan infeksi kelenjar pada anus. Beberapa penyebab lain dari abses perianal adalah penyakit peradangan usus (misalnya, penyakit crohn), cidera, hingga keganasan.” ujar Dr Retno Putri Arini SpB dari Vena Wasir Center, Jakarta. Faktor risiko untuk terjadinya abses perianal, antara lain:
  1. Laki-laki.
  2. Usia lebih dari 40 tahun.
  3. Merokok.
  4. Memiliki riwayat penyakit peradangan usus, HIV, trauma, ataupun keganasan.

Diagnosis dan Pengobatan Abses Perianal

Wanita dengan abses perianal
Ilustrasi : Wanita dengan abses perianal
Pemeriksaan yang dapat untuk menegakkan diagnosis abses anus adalah pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa benjolan atau pembengkakan dengan perabaan pada daerah anus dan sekitarnya untuk memastikan adanya massa yang berisi nanah, serta melihat warna dan keterlibatan jaringan sekitar. Pada kasus tertentu massa berisi nanah tidak ada, tetapi terdapat keluhan nyeri pada daerah sekitar anus. Maka pemeriksaan pencitraan dapat menjadi pilihan, seperti Computed Tomography (CT) Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ataupun ultrasonografi (USG) anorektal. Selain itu, pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan jumlah sel darah putih yang meningkat sebagai tanda adanya inflamasi atau peradangan. Adanya abses pada anus menunjukkan indikasi yang kuat untuk terapi insisi dan drainase. Dokter akan membuka benjolan atau pembengkakkan dengan alat-alat steril pada klinik atau rumah sakit. Tindakan dengan menggunakan obat bius lokal dan mengeluarkan nanah hingga bersih. Pada beberapa kasus, abses pada anus yang luas perlu terapi pada ruang operasi dengan bius umum. Setelah itu, kemungkinan antibiotik akan diberikan dan harus sesuai pemakaiannya dengan aturan dan petunjuk dokter. Efek samping pasca pembedahan biasanya terjadi jika kurang menjaga hygiene atau kebersihan dalam penyembuhan luka setelah operasi. Kemungkinan yang dapat terjadi, antara lain infeksi, perdarahan, ataupun jahitan yang lepas. Efek samping untuk terapi antibiotik dapat berbeda-beda tergantung jenis antibiotik.

Komplikasi dan Pencegahan

Komplikasi yang paling sering terjadi pada kasus abses pada anus adalah terjadinya fistula perirektal. Fistula perirektal adalah terbentuknya semacam saluran antara kulit dan anus. Jika terjadi fistula perianal atau sering disebut juga fistula ani. Yang muncul karena bakteri pada saluran pencernaan (usus) terperangkap di dalam saluran ini dan menyebabkan infeksi berulang. Fistula perirektal dapat disembuhkan dengan metode pembedahan yang disebut fistulektomi untuk menghilangkan keberadaan saluran/fistula tersebut. Baca juga : Fistula Ani Hingga saat ini belum ada metode pencegahan khusus agar terhindar dari penyakit abses pada anus. Namun, beberapa hal berikut dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya abses perianal:
  1. Menghindari penyakit infeksi menular seksual terutama yang melibatkan anus.
  2. Jika mengalami infeksi, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan terapi yang sesuai.
  3. Menjaga kebersihan wilayah anus.
 

METODE

Untuk pengobatan hemoroid atau wasir, Vena Wasir Center menggunakan berbagai teknologi medis modern. Dengan teknologi ini, pasien tanpa di rawat inap dan pengerjaan yang relatif singkat. RADIOFREKUENSI Radiofrekuensi merupakan teknologi baru atasi wasir dengan efektivitas terapi mencapai 90% tanpa luka bakar. Prinsip utama radiofrekuensi ablasi ini adalah dengan memanfaatkan gelombang radio 4.0 Mhz yang kemudian dihantarkan melalui sebuah elektroda microfiber. Sehingga tidak menimbulkan rasa panas pada jaringan yang diberikan perlakukan radiofrekuensi. KEUNTUNGAN PENGOBATAN WASIR DENGAN RADIOFREKUENSI
  • Mengurangi risiko kerusakan jaringan
  • Tanpa rawat inap
  • Wasir kering hingga ke pangkal
  • Pasien dapat langsung beraktivitas setelah tindakan