Munculnya benjolan di dubur bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama saat duduk dan berjalan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan, mulai dari yang ringan hingga berbahaya. Penanganan benjolan di dubur pun perlu sesuai dengan penyebabnya.
Salah satu penyebab benjolan di dubur / anus adalah wasir. Wasir merupakan penyebab benjolan di dubur yang umum terjadi. Ada dua jenis wasir, yaitu wasir dalam dan wasir luar. Gejala dan tanda yang muncul bisa sedikit berbeda, bergantung pada jenis atau lokasinya.
Penyebab dari kondisi ini pembengkakan atau pembesaran pembuluh darah di sekitar anus. Gejala yang umum terjadi selain benjolan di dubur, adalah nyeri saat BAB, keluarnya darah saat BAB, rasa gatal atau panas pada area anus. Faktor risiko dari kondisi ini antara lain, kehamilan, kebiasaan mengejan keras saat BAB, sering duduk maupun berdiri terlalu lama, seks anal, obesitas, dan sering mengangkat beban berat.
Nah, selain wasir ada beberapa penyebab lainnya benjolan di dubur lho.
Penyebab Benjolan di Dubur
1. Perianal hematoma
Perianatal hematoma merupakan benjolan kecil berwarna keunguan atau hitam pada bagian luar anus. Penyebab dari kondisi ini adalah pecahnya pembuluh darah pada anus, yang biasanya terjadi karena mengejan saat BAB atau mengangkat beban berat. Benjolan di dubur akibat perianal hematoma, bisa berukuran hingga sebesar bola bisbol dan terasa nyeri serta bengkak di sekitar anus.
2 Kutil anus
Penyebabnya adalah infeksi human papillomavirus (HPV). Pada banyak kasus, kutil anus tidak menimbulkan keluhan atau nyeri, terutama jika ukurannya kecil.
Oleh karena itu, penderitanya sering kali tidak menyadari bahwa ada benjolan di dubur. Jika ukurannya besar, kutil anus dapat menimbulkan gatal dan mengeluarkan lendir atau darah.
3. Abses anus
Abses anus adalah kondisi menyakitkan saat terdapat sekumpulan bisul atau benjolan berisi nanah di anus. Kondisi ini bisa disebabkan oleh lecet pada anus yang mengalami infeksi, infeksi menular seksual, dan penyumbatan pada kelenjar di anus.
Jenis abses yang paling umum terjadi adalah abses perianal. Ciri-cirinya adalah benjolan yang berwarna merah dan terasa hangat saat disentuh.
4. Moluskum kontagiosum
Penyakit ini adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh virus moluskum kontagiosum. Virus dapat menyebar ke anus melalui kontak seksual, bersentuhan dengan kulit yang terinfeksi, atau berbagi seprai maupun handuk dengan penderita.
Gejalanya berupa benjolan kecil berwarna merah muda atau putih dengan lubang atau cekungan kecil di tengahnya. Meski tidak berbahaya dan terkadang tidak menimbulkan gejala, benjolan di anus akibat penyakit ini bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk hilang.
5. Kanker anus
Kanker anus terjadi ketika sel-sel abnormal yang bersifat ganas terbentuk di jaringan anus. Kebanyakan kanker anus disebabkan oleh infeksi HPV.
Namun, kanker ini juga dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti kebiasaan merokok, bergonta-ganti pasangan, melakukan seks anal, menderita penyakit gangguan imun seperti HIV, atau pernah menderita kanker di area vagina.
Selain terdapat benjolan di anus, gejala lain dari kanker anus adalah pendarahan dari anus, nyeri, gatal, dan perubahan pola BAB.
Cara Mengatasi Benjolan di Dubur
Untuk mengetahui penyebab benjolan di anus secara pasti, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan cara memasukkan jari ke dalam anus untuk mengetahui kondisi benjolan yang muncul.
Pemeriksaan penunjang, seperti anoskopi, sigmoidoskopi, dan kolonoskopi, juga dilakukan jika benjolan di anus dicurigai ada kaitannya dengan gangguan saluran pencernaan.
Setelah penyebab benjolan di anus diketahui, barulah dokter dapat menentukan jenis pengobatan yang tepat. Berikut ini adalah pilihan pengobatan sesuai kondisi benjolan di anus:
- Obat pereda nyeri, pembengkakan, dan obat laksatif
- Antiobiotik, untuk mengatasi infeksi
- Krim atau salep, untuk memberikan efek mati rasa atau mengurangi iritasi
- Operasi, untuk mengangkat benjolan
- Radiasi dan kemoterapi
Kebanyakan kasus benjolan di anus dapat pulih dengan pengobatan yang tepat. Jadi, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter begitu menemukan adanya benjolan di anus.
Anda perlu segera memeriksakan diri ke dokter bila benjolan di anus disertai demam, perdarahan, nyeri hebat, bernanah, atau perubahan tekstur dan pola BAB. Jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.