Cangkok Feses, Ternyata Bisa Jadi Solusi Diare

Apakah Anda pernah mendengar cangkok feses? mungkin terdengar menjijikan, tapi ternyata cangkok feses merupakan salah satu solusi untuk mengobati diare. Kok bisa? Jadi, seperti namanya cangkok, yaitu pengambilan feses dari orang yang sehat dan mencangkokkannya ke dalam saluran pencernaan orang yang sakit. Sampel feses yang akan dicangkok bisa dimasukkan ke dalam saluran pencernaan penerima donor lewat anus atau juga dengan menggunakan pil yang ditelan.

enang saja, feses yang digunakan tidak dalam bentuk ‘mentah’, melainkan bakteri baik yang ada di feses. Pada feses mengandung 40 persen bakteri.  Ketika bakteri ini dicangkokan ke saluran pencernaan orang yang sakit, mereka dapat mengakrabkan diri dengan ekosistem baru dan berkembang biak demi mempromosikan pencernaan yang lebih sehat.

BUKAN UNTUK DIARE BIASA

Pencangkokan feses ini tidak peruntukkan pada penderita diare biasa, namun digunakan sebagai obat diare akibat komplikasi infeksi bakteri C-diff. Bakteri ini dapat menyebabkan kerusakan di usus, tapi sayangnya tidak dapat ditaklukan dengan mengonsumsi obat antibiotik.

Bakteri C-diff muncul ketika keseimbangan bakteri dalam usus menjadi berantakan setelah terlalu lama atau keseringan mengonsumsi antibiotik. Penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat mematikan  ekosistem bakteri baik bersama dengan bakteri jahat.

Kehilangan koloni bakteri sehat artinya saluran pencernaan manusia kini tak lagi memiliki pertahanan yang mumpuni terhadap serangan bakteri berbahaya. Bakteri berbahaya  dapat menjajah usus dan memulai infeksi, salah satunya adalah bakteri C. diff ini.

Akibat bakteri ini, beberapa pasien menderita diare ringan, tapi pada orang tua atau memiliki kondisi lemah bisa mengembangkan gangguan yang parah disebut dengan colitis. Umumnya, kondisi ini diobati dengan antibiotik, tapi karena antibiotik bisa membunuh bakteri baik maka akan memungkinkan bagi C-diff untuk mengembangkan bakteri jahat yang ada di usus.

CARA KERJA CANGKOK FESES

Sebuah lingkungan bakteri secara keseluruhan ditransplantasi, sama seperti transplantasi organ hanya saja tidak menggunakan obat anti-penolakan. Dokter akan mengambil sidik jari genetik dari bakteri di usus sebelah kiri setelah seseorang menderita sakit akibat C-diff selama 8 bulan. Setelah itu dokter akan melakukan transplantasi feses yang mengandung bakteri baik. Kondisi ini tidak hanya menghilangkan bakteri akibat C-diff tapi juga dapat memulihkan kondisi usus.

Salah satu teori mengatakan bahwa cangkok feses memungkinkan penerima donor menerima asupan koloni bakteri sehat untuk meregenerasi ekosistem ususnya sendiri. Ini kemudian dapat memperkuat usus seseorang terhadap infeksi kambuhan di masa depan, dan menghentikan C. diff untuk bisa terus menjajah ekosistem usus

Bagikan :

Tinggalkan Balasan