Fisura anus adalah luka atau robekan pada lapisan anus yang tipis dan halus. Kondisi ini sangat umum & dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia. Baik pria & wanita dapat terkena, & bayi juga dapat menderita fisura anus. Nyatanya, sebagian besar kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya, meskipun dalam kasus di mana fisura tidak membaik selama lebih dari beberapa minggu, perhatian medis mungkin diperlukan.
Fisura anus biasanya didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Perawatan berfokus pada pengurangan gejala dan dapat mencakup perubahan pola makan, pengobatan, dan, dalam kasus yang jarang terjadi, operasi.
Jenis Fisura Anus
Terdapat dua jenis fisura anus: akut dan kronis berdasarkan lamanya fisura berlangsung. Kategori ini dapat digunakan untuk menentukan perawatan yang tepat.
Akut
Jenis ini adalah robekan baru pada lapisan anus yang dapat sembuh dalam waktu enam minggu. Fisura anus akut sering kaitkan dengan trauma atau cedera baru pada saluran anus, seperti buang air besar (BAB) yang keras. Jenis akut ini biasanya bisa sembuh tanpa pengobatan.
Kronis
Sementara itu, bersifat kronis jika berlangsung selama enam minggu atau lebih. Jenis ini sering kali sembuh dan muncul kembali (kambuh). Gejalanya mirip dengan fisura akut; kondisi ini juga dapat menyebabkan skin tag atau benjolan dekat fisura ani. Sekitar 35% sembuh tanpa pengobatan, meskipun beberapa fisura kronis memerlukan pengobatan topikal dan/atau pembedahan.
Baca Juga: Apakah Fisura Ani Berbahaya? Ini Jawabannya!
Gejala Fisura Anus
Gejalanya dapat bervariasi intensitasnya. Sebagian orang mengalami ketidaknyamanan ringan, sementara yang lain mengalami nyeri yang lebih parah. Gejalanya dapat meliputi:
- Nyeri saat buang air besar: Fisura anus dapat menyebabkan nyeri tajam atau sensasi terbakar selama dan setelah buang air besar. Nyeri dapat terasa hebat saat BAB, dan ketidaknyamanan dapat berlanjut selama beberapa jam setelah BAB.
- Pendarahan: Darah berwarna merah terang pada toilet atau tisu toilet setelah BAB adalah hal yang umum terjadi pada kondisi ini. Pendarahan biasanya ringan dan berhenti dengan sendirinya.
- Gatal dan iritasi rektal: Orang dengan kondisi ini mungkin mengalami ketidaknyamanan umum pada area anus, termasuk gatal atau iritasi.
Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terkena, yaitu:
- Memiliki pola makan rendah serat dapat meningkatkan kemungkinan sembelit, sehingga mengakibatkan gerakan usus tegang & keluarnya tinja yang mengeras. Keduanya dapat menyebabkan robekan pada lapisan jaringan anus.
- Melakukan hubungan seks anal
- Mengidap penyakit Crohn, atau IBD, dapat membuat lapisan lendir pada saluran anus lebih rentan robek.
- Wanita yang baru saja melahirkan memiliki risiko lebih tinggi terkena
- Fisura ani lebih sering terjadi pada bayi dan orang dewasa muda hingga setengah baya
- Orang yang berusia lanjut juga lebih rentan terhadap fisura anus.
Komplikasi yang Mungkin Bisa Terjadi
Ada beberapa komplikasi pada beberapa kasus Ini termasuk:
- Kesulitan penyembuhan: Beberapa fisura anus tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan masih ada setelah delapan minggu. Kondisi ini masuk kategori kronis dan memerlukan perawatan medis.
- Kekambuhan: Orang yang pernah mengalaminya satu kali, berisiko mengalaminya lagi kemudian hari.
- Perluasan robekan: Dalam beberapa kasus, fisura anus meluas ke otot sfingter ani di sekitarnya, yaitu cincin otot yang menjaga anus tetap tertutup saat istirahat & tidur. Hal ini mempersulit proses penyembuhan & dapat memperpanjang ketidaknyamanan yang muncul akibat fisura anus.
Harus Segera Menemui Dokter
Sebagian besar kasus kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, jika fisura berlanjut selama lebih dari 8 minggu atau jika Anda mengalami gejala yang lebih parah, seperti pendarahan hebat atau nyeri hebat saat buang air besar, Anda harus segera mencari pertolongan medis.
Dokter Anda memeriksa daerah anus & mencari robekan, mencoba menentukan lokasinya yang memberikan wawasan tentang penyebab fisura. Misalnya, berasal dari bagian depan atau belakang anus dapat terjadi dari penyebab umum apa pun, seperti sembelit.
Namun, jika pemeriksaan Anda menunjukkan lokasi fisura anus berada pada sisi lubang anus, penyebab fisura Anda mungkin karena kondisi kesehatan seperti penyakit Crohn, jenis IBD yang umum. Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin menyarankan lebih banyak tes seperti anoskopi & dapat melakukan pemeriksaan rektal untuk menentukan penyebab sebenarnya dari fisura ani.
Pengobatan
Kebanyakan kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya, dan pengobatan berfokus pada meredakan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah fisura di masa mendatang. Pendekatan pengobatan untuk kondisi ini bergantung pada tingkat keparahan dan durasinya (akut vs. kronis).
Perawatan dapat mencakup perubahan gaya hidup, pengobatan, suntikan botox, atau operasi
Pencegahan
Mencegah terjadinya fisura anus dapat dengan menerapkan beberapa perubahan gaya hidup termasuk:
- Meningkatkan kandungan serat dalam makanan Anda. Buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh mengandung banyak serat . Anda dapat menambahkannya ke dalam makanan untuk membantu mengurangi risiko sembelit. Selain itu mengonsumsi suplemen serat terkadang juga dapat memenuhi kebutuhan ini.
- Meningkatkan asupan cairan dapat mencegah sembelit dengan membantu tinja bergerak mudah melalui saluran pencernaan.
- Jangan memaksakan saat buang air besar. Mengejan atau memaksakan buang air besar dapat menciptakan tekanan pada saluran anus yang menyebabkan robekan pada kulit.
- Berolahraga secara teratur dapat melancarkan pencernaan dan pergerakan usus yang sehat.
- Fisura anus pada bayi dapat Anda cegah dengan mengganti popok secara teratur.
- Jika Anda menderita diare , segera ambil langkah proaktif untuk mengobatinya.
- Jaga agar area anus tetap kering.
Fisura anus dapat terasa menyakitkan dan menyedihkan, tetapi kebanyakan orang dapat sembuh dan pulih tanpa komplikasi dengan penanganan dan perawatan yang tepat. Waktu penyembuhan untuk fisura anus bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Segera konsultasikan dengan dokter Vena Wasir Center jika Anda sudah mengalami gejalanya.
Baca Juga: Beda Fistula dan Wasir, Cari Tahu Yuk!
Call Center : Whatsapp