Jenis Jenis Bisul Yang Perlu Kamu Ketahui

Mengetahui jenis jenis bisul sangat penting agar dapat mendapatkan penanganan yang sesuai. Bisul merupakan benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah. Benjolan ini bisa muncul akibat infeksi bakteri yang memicu inflamasi pada folikel rambut, yaitu lubang tempat rambut tumbuh. Bagian tubuh yang sering terkena bisul adalah wajah, leher, ketiak, bahu, bokong, dan juga paha.

Jenis Jenis Bisul

Bisul muncul biasanya terjadi karena bagian tersebut sering mengalami gesekan dan berkeringat. Ada beberapa jenis jenis bisul, antara lain:

  • Furunkel atau karbunkel

Furunkel dan karbunkel sama-sama adalah bisul akibat Staphylococcus aureus. Namun, karbunkel melibatkan sekelompok folikel rambut, sehingga lebih besar dari furunkel biasa. Karbunkel bisa memiliki satu atau lebih lubang pada kulit dan menimbulkan gejala berupa demam atau kedinginan. Karbunkel merupakan masalah kulit yang lebih serius.

  • Jerawat Kistik

Terbentuk ketika minyak dan sel kulit mati menyumbat folikel rambut, menciptakan tempat bakteri bisa tumbuh dan berkembang. Jenis ini memengaruhi jaringan kulit yang lebih dalam dari jerawat biasa. Jerawat kistik paling sering terjadi pada wajah dan biasanya dialami oleh anak remaja.

  • Hidradenitis Suppurativa

Kondisi ketika bisul berulang kali berkembang yang ada pada bawah ketiak atau daerah selangkangan. Infeksi mulai pada kelenjar keringat dan folikel rambut yang tersumbat. Pada kasus ringan, hidradenitis suppurativa bisa sembuh dengan perawatan rumah. Namun, bisul yang parah biasanya memerlukan prosedur operasi untuk mengangkat kelenjar keringat yang terlibat untuk menghentikan peradangan kulit.

  • Kista Pilonidal

Jenis bisul yang unik yang muncul di lipatan bokong. Kista pilonidal sering dimulai sebagai infeksi kecil di dasar area kulit, yaitu tempat rambut tumbuh (folikel rambut). Ketika mengalami iritasi dan tekanan, lama-kelamaan area yang meradang akan membesar menjadi benjolan keras, nyeri, dan lunak yang membuat pengidapnya tidak nyaman saat duduk. Kista pilonidal sering terjadi setelah duduk terlalu lama.

Baca Juga: Ciri ciri Bisul di Anus yang Harus Kamu Waspadai

Faktor Risiko Bisul

  • Kontak langsung dengan pengidap. Risiko penyakit menular ini akan meningkat jika sering berhubungan langsung dengan pengidap, misalnya karena tinggal serumah.
  • Usia dan jenis kelamin. Penyakit ini lebih sering menyerang remaja, terutama laki-laki.
  • Kebersihan yang tidak terjaga, pribadi maupun lingkungan.
  • Sistem imun yang lemah, misalnya mengidap HIV, diabetes, atau sedang menjalani kemoterapi.
  • Mengalami masalah kulit, misalnya sering berjerawat.

Apa saja gejalanya?

Gejala utama pada bisul adalah munculnya benjolan merah pada kulit. Pada tahap awal, ukuran bisul cenderung kecil, tetapi kondisinya bisa disertai dengan:

  • Kulit di sekitar benjolan berubah menjadi merah, terasa hangat saat disentuh, dan bengkak. Kondisi ini menandai kalau infeksi telah menyebar ke kulit sekelilingnya.
  • Benjolan bertambah besar dan berisi nanah.
  • Terbentuk titik putih di bagian puncak benjolan.

Kondisi ini jarang yang membutuhkan penanganan medis oleh dokter, karena bisul bisa sembuh dengan sendirinya. Meski demikian, sebaiknya periksakan diri ke dokter apabila:

  • Bisul membesar dan terasa sangat sakit.
  • Bisul tumbuh lebih dari satu dalam satu lokasi (bisul sabut), kondisi ini terbilang infeksi yang lebih serius.
  • Berada di dalam hidung, atau tumbuh di wajah atau tulang belakang.
  • Tumbuh di dalam hidung, di wajah, atau tulang belakang.
  • Tidak kunjung sembuh selama lebih dari 14 hari.
  • Sering kambuh.
  • Adanya masalah sistem imun, sehingga dapat memunculkan.

Cara Mengobatinya 

Umumnya, bisul bisa disembuhkan dengan langkah sederhana di rumah dan jarang memerlukan penanganan medis oleh dokter. Berikut ini beberapa cara yang cukup sederhana untuk mempercepat proses penyembuhan bisul:

  • Mengompres bisul dengan air hangat. Lakukanlah setidaknya tiga kali sehari. Langkah ini akan mengurangi rasa sakit sekaligus mendorong nanah untuk berkumpul di puncak benjolan.
  • Bersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa beserta alkohol dan sabun antibakteri. Jangan lupa untuk membubuhkan obat oles dan membungkus bisul yang pecah dengan kain kasa steril.
  • Gantilah perban sesering mungkin (dua hingga tiga kali sehari).
  • Cucilah tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah mengobati bisul.

Pastikan untuk tidak memecahkan bisul dengan paksa. Oleh karena tindakan ini justru bisa memperparah infeksi sekaligus menyebarkan bakteri, sehingga berpotensi memicu komplikasi. Dianjurkan menunggu hingga bisul tersebut pecah sendiri. Pengidap bisul juga bisa mengonsumsi obat pereda sakit untuk mengurangi rasa nyeri.

Namun, bisul yang besar seharusnya ditangani oleh dokter. Dokter biasanya akan membedah bisul guna mengeluarkan nanah. Di samping itu, dokter juga akan meresepkan obat antibiotik untuk menangani bisul bila:

  • Dengan infeksi yang parah;
  • Kambuh;
  • Disertai demam;
  • Disertai komplikasi.

 

Bagikan :

Tinggalkan Balasan