Fisura ani atau fisuran anus merupakan kondisi sobeknya lapisan/saluran anus. Penyebabnya bermacam-macam, salah satunya adalah mengejan terlalu keras atau sembelit. Tanda dari penyakit ini adalah rasa nyeri luar biasa saat BAB, hingga pada beberapa kasus mengalami perdarahan yang hebat. Penyakit Iyang bisa terjadi pada siapapun, dari bayi hingga lansia.
Meskipun memiliki gejala yang sama, namun fisura ani berbeda dengan ambeien atau wasir. Wasir merupakan benjolan pada anus, sedangkan fisura ani merupakan sobekan pada lubang anus. Walaupun bukan penyakit berbahaya, namun jika dibiarkan penyakit ini dapat menjadi kronis. Untuk itu, mengenal gejala sedari dini sangat penting kamu lakukan agar dapat terhindar dari berbagai risiko penyakit kronis.
Gejala fisura ani
Fisura ani terbagi menjadi dua dari tingkat keparahannya. Yaitu tingkat keparahan ringan dan tingkat keparahan berat. Keduanya biasanya memiliki beberapa gejala, seperti:
- Gatal pada dubur atau lubang anus.
- Mengalami perdarahan berwarna merah terang saat BAB.
- Penderita biasanya meneteskan darah yang keluar dari anus saat sedang duduk di toilet.
- Merasakan sensasi seperti terbakar atau tersengat ketika BAB. Hal ini bisa berlangsung hingga berjam-jam pada kasus yang sudah parah.
- Keluar cairan berbau busuk. Hal ini juga terjadi pada kasus yang lebih parah .
- Sering buang air kecil, atau pada beberapa kasus penderita bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
Penting untuk kamu ketahui bahwa terkadang seseorang bisa saja mengalami fisura ani tanpa mengalami gejala seperti di atas. Namun, dalam beberapa kasus fisura ani hampir selalu ditandai dengan peradarahan ringan ataupun berat.
Penyebab fisura ani
Penyebab penyakit ini bisa bermacam-macam. Namun, pada umumnya penyakit ini terjadi karena luka pada saluran anus. Salah satu penyebabnya adalah karena sembelit atau diare berulang-ulang. Hal ini menyebabkan iritasi pada saluran anus. Selain itu, ada beberapa kondisi yang bisa sebabkan seseorang terkena penyakit ini, seperti wanita yang telah melahirkan, hingga pada bayi yang mengalami sembelit hingga diare.
Kapan harus ke dokter
Fisura anus bukanlah penyakit yang berbahaya, pada beberapa kasus, biasanya gejala akan sembuh dengan sendirinya. Namun, jika gejalnya menjadi kronis dan memburuk hingga berminggu-minggu hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, itu artinya kamu memerlukani konsultasi dengan dokter ahli sesegera mungkin.
Pada saat konsultasi biasanya dokter akan menganalisa keluhan yang penderita alami, lalu melakukan pengecekan pada area anus. Pada kasus yang lebih parah biasanya menggunakan metode kolonoskopi atau sigmoidoskopi. Jika dokter menemukan kondisi fisura ani semakin parah, maka biasanya akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaaan intensif sebelum akhirnya dapat melakukan operasi usus besar dan dubur.
Pengobatan
Pada kasus ringan, gejala pada fisura ani dapat dikurangi dengan melakukan metode pengobatan seperti di bawah ini!
- Menggunakan krim peningkat suplai darah ke anus
- Krim mengandung anestesi
- Salep untuk meredakan radang
- Obat anti nyeri
Perlu kamu ingat bahwa pengobatan di atas hanya dapat mengurangi gejala pada fistura anus. Akan lebih baik jika kamu melakukan konsultasi dengan dokter ahli untuk pengobatan agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.