Kondiloma pada wanita hamil hal ini tentunya harus diwaspadai. Kondiloma akuminata atau kutil kelamin merupakan infeksi virus dari hubungan seksual. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, terutama pada yang belum pernah mendapatkan vaksinasi. Lalu, bagaimana jika kondiloma terjadi di masa kehamilan? Apa yang harus dilakukan? Apakah berbahaya bagi sang anak? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel berikut ini.
Pengertian kondiloma dan gejalanya
Kondiloma akuminata atau kutil kemalin merupakan salah satu dari penyakit menular seksual, yaitu penyakit yang penularannya melalui kontak seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Penyenbabnya adalah infeksi virus Human papillomavirus (HPV). Virus HPV terdiri dari berbagai tipe, namun yang dapat menyebabkan kutil kelamin adalah tipe 6 dan 11.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa ada 79 juta individu terinfeksi HPV di seluruh dunia, dan jumlah ini akan terus meningkat seiring ditemukannya 14 juta kasus baru setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan infeksi HPV menjadi IMS yang paling sering dijumpai di seluruh dunia
Kondiloma merupakan penyakit menular seksual, maka setiap orang yang sudah aktif secara seksual akan menjadi berisiko untuk mengalami penyakit ini. Angka kejadian kutil kelamin yang paling tinggi adalah pada kelompok usia 20-30 tahun.
Infeksi virus HPV umumnya tidak menimbulkan gejala yang spesifik. Seseorang baru menyadari adanya penyakit ini pada saat timbul benjolan pada area kemaluan. Selain itu, beberapa tanda dan gejala lainnya adalah:
- Benjolan multipel pada area kemaluan dengan ukuran bervariasi
- Benjolan berwarna lebih pucat hingga kemerahan
- Menyebabkan rasa gatal dan sensasi, seperti terbakar, serta nyeri dan perdarahan saat berhubungan intim
- Permukaannya seperti jengger ayam
- Pada kondisi tertentu, benjolan juga bisa ditemukan hingga ke area dekat anus
- Pada beberapa penderita, kutil bisa tumbuh bergerombol dan terlihat seperti kembang kol
Kondiloma pada wanita hamil
Dalam sebuah buku berjudul Sexually Transmitted Disease edisi ke-4, menjelaskan adanya peningkatan insiden kondiloma akuminata terjadi pada kehamilan trimester satu hingga ketiga. Kemudian menurun pada periode post partum. Risiko terinfeksi oleh HPV pada wanita hamil sebesar dua kali lipat daripada wanita tidak hamil.
Secara umum, kutil kelamin yang muncul saat masa kehamilan tidak akan menyebabkan kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, atau keguguran. Kutil kelamin pun jarang menimbulkan kecacatan organ pada janin. Pada beberapa literatur ada yang menyebutkan wanita dengan infeksi HPV lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi saat masa kehamilan. Namun, sekali lagi kasus ini jarang terjadi.
Kendati demikian, bukan berarti kutil kelamin saat hamil boleh membiarkannya begitu saja. Bila kutil semakin besar, bertambah banyak, dan menjadi mudah berdarah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan segera. Perdarahan yang berasal dari kutil ini dapat memicu pembukaan leher rahim dan mencetuskan persalinan prematur.
Selain itu, wanita hamil juga perlu berdiskusi dengan dokter mengenai pilihan cara persalinan. Hal ini penting mengingat akan ada risiko bayi mengalami kondisi tumbuhnya benjolan seperti kutil pada saluran napas menengah atau bawah. Bila melakukan persalinan dengan cara spontan atau normal. Penting, bahwa kondisi ini memang jarang terjadi, tapi tak ada salahnya untuk tetap waspada.
Komplikasi kondiloma pada wanita hamil yang bisa terjadi
Sayangnya, ada beberapa kasus kondiloma bisa menimbulkan komplikasi selama kehamilan. Bila ibu terinfeksi kutil kelamin saat hamil, kutil dapat tumbuh lebih besar dari biasanya. Bagi sebagian wanita, kondisi ini dapat menyebabkan munculnya rasa sakit saat buang air kecil.
Kutil berukuran besar juga dapat menyebabkan perdarahan ketika persalinan. Bahkan kadang-kadang, kutil yang muncul pada dinding vagina dapat mempersulit organ intim untuk melakukan peregangan yang cukup saat proses persalinan. Dalam kasus ini, metode persalinan caesar mungkin akan dokter anjurkan.
Meskipun sangat jarang ibu menularkan pada bayi, tetapi ada kemungkinan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi kutil kelamin dapat memiliki kutil pada bagian mulut atau tenggorokannya beberapa minggu setelah kelahiran.
Pengobatan Kutil Kelamin untuk Ibu Hamil
Pengobatan kutil kelamin atau penyakit jengger ayam ini bisa dengan menggunakan obat-obatan atau pembedahan. Obat bertujuan untuk menghancurkan sel. Semnetara metode pembedahan akan dokter lakukan pada kutil yang berpotensi menjadi ganas dan bertambah banyak, serta terdapat pada lokasi-lokasi yang sulit. Pada kehamilan, pengobatan kutil kelamin umumnya akan dokter tunda sampai persalinan, kecuali pada kutil yang mengalami perdarahan. Bila terdapat perdarahan, dokter akan melakukan tindakan segera.
Melakukan pencegahan pada penyakit ini memang sangat penting. Ada beberapa cara untuk mencegah terinfeksi dari HPV penyebab kondiloma pada wanita hamil ini, yakni dengan melakukan aktivitas seksual yang aman. Kemudian, tidak bergonta-ganti pasangan, dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
Meski penyakit jengger ayam ini jarang menyebabkan komplikasi, tapi bukan berarti boleh mengabaikannya. Segera konsultasi dengan dokter bila mengalami gejala kutil kelamin saat hamil untuk penanganan terbaik.