You are currently viewing Saat BAB Berlendir, Normalkah?

Saat BAB Berlendir, Normalkah?

Pernahkah Anda menyadari saat buang air besar (BAB) mengeluarkan lendir atau BAB berlendir? Keadaan BAB berlendir ini normal, jika lendir saat BAB berjumlah sedikit, warnanya jernih atau sedikit kekuningan. Namun, jika lendir yang dikeluarkan banyak bahkan disertai dengan darah, kemungkinan merupakan sebuah gejala mengalami gangguan pencernaan.

Tahukah Anda? Tubuh mampu memproduksi lendir 1-1,5 liter setiap hari yang dapat memengaruhi kinerja tubuh. Lendir diproduksi untuk melapisi dan melindungi organ tertentu dari bakteri, virus, dan jamur, seperti dalam hidung, mata, telinga, tenggorokan, mulut, paru-paru, dan usus.

Fungsi lendir lainnya adalah membantu melindungi saluran cerna dari asam lambung, membantu makanan dan feses melewati usus dengan lancar. Nah, meskipun lendir ini memiliki fungsinya, tapi haru diingat jika lendir yang keluar tidak wajar, maka Anda perlu berhati-hati dan melakukan konsultasi dengan dokter. Menurut World Journal of Gastroenterology, lendir berlebih dapat disebabkan oleh peradangan pada saluran pencernaan. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh beberapa masalah kesehatan.

BAB Berlendir Bisa Jadi Gejala Penyakit

  • Penyakit Crohn

Penyakit Crohn merupakan penyakit radang usus kronis penyebab peradangan pada lapisan dinding sistem pencernaan dari mulut hingga anus. Kondisi ini sering ditemui terjadi pada bagian usus halus dan usus besar (kolon).

Penyakit Crohn dapat terjadi pada pria maupun wanita, segala usia. Gejalanya kerap dianggap “mirip” dengan penyakit radang usus.

  • IBS

Pada penderita IBS lendir yang diproduksi berlebihan oleh usus besar dan dikeluarkan melalui feses. IBS atau Irritable Bowel Syndrome merupakan penyakit pencernaan yang dapat memengaruhi kerja usus besar. Pada IBS, kontraksi otot yang terjadi saat makanan melewati usus besar jika terlalu banyak dapat menyebabkan diare, jika sedikit menyebabkan sembelit.

  • Abses Perianal

Sebagian besar abses pada anus disebabkan oleh sumbatan dan infeksi kelenjar di anus. Beberapa penyebab lain dari abses perianal adalah penyakit peradangan usus (misalnya, penyakit crohn), cidera, hingga keganasan.

  • Fistula Ani

Fistula ani terjadi akibat abses anus yang tidak sembuh sempurna sehingga menyisakan saluran atau lubang kecil pada kulit di dekat anus. Penyebab ini yang paling banyak terjadi pada kasus fistula ani. Sekitar 50%  penderita abses anus berisiko mengalami fistula ani.

Selain disebabkan abses pada anus, fistula ani juga dapat terjadi karena beberapa kondisi, termasuk gangguan saluran cerna bagian bawah atau daerah anus. Kondisi tersebut meliputi Crohn’s disease serta hidradenitis suppurativa.

Di samping penyakit tersebut, beberapa infeksi seperti tuberkulosis atau infeksi HIV, serta divertikulitis juga bisa menimbulkan fistula ani. Penyebab fistula ani lainnya adalah komplikasi yang terjadi pascaoperasi di dekat anus dan pasca radioterapi untuk kanker usus besar.

 

 

Tinggalkan Balasan