Pup berdarah, bagaimana bisa? Buang air besar (BAB) merupakan kebutuhan yang harus dilakukan karena termasuk dari bagian proses pencernaan. Umumnya, kegiatan buang air besar ini dapat dilakukan satu sampai tiga kali sehari atau minimal 3 kali seminggu. Lalu, bagaimana jika menahan bab selama berhari-hari? Apakah berbahaya? Apakah bisa menyebabkan pup berdarah? Untuk tahu jawabannya simak penjelasan berikut ini!
Berapa lama seseorang dapat menahan buang air besar?
Pada dasarnya, siklus buang air besar pada setiap orang berbeda-beda. Beberapa orang mungkin akan BAB sekali setiap dua hari, sedangkan yang beberapa orang lainnya buang air besar bisa beberapa kali dalam seminggu.
Siklus ini juga bergantung pada usia dan pola makan seseorang. Namun, umumnya orang akan buang air besar antara satu sampai tiga kali sehari.
Bila ada perubahan dalam jadwal pergerakan usus, mungkin mengalami konstipasi (sembelit). Akan tetapi, perubahan tersebut akan berbeda pada setiap orangnya.
Misalnya, orang yang biasa BAB setiap 3 hari sekali dengan normal. Hal ini juga berlaku ketika beberapa orang hanya dapat BAB satu atau dua kali dalam seminggu, tetapi dengan normal.
Oleh sebab itu, durasi berapa lama seseorang dapatmenahan BAB bergantung pada kondisinya masing-masing. Akan tetapi, sebaiknya jangan menahan racun yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh.
Akibat menahan BAB, bisa pup berdarah?
Tidak ada yang menyarankan untuk menahan BAB sehari- harinya, namun jika hanya sesekali tidak apa bergantung pada kondisi. Misalnya, seseorang mungkin tidak menemukan toilet atau berada dalam situasi yang tidak dapat membuang pup. Kondisi lainnya, mungkin bagi beberapa orang merasa kurang nyaman jika harus pup tempat umum.
BAB bertujuan untuk mengosongkan usus agar tidak menyebabkan perut kembung atau rasa sakit. Bila menahan keinginan pup tentu bisa memengaruhi sistem pencernaan dan organ sekitarnya.
Pada awal 2013, seorang remaja warga negara Inggris menahan BAB kemudian, remaja ini meninggal karena tidak BAB selama 8 minggu. Sebagai informasi, remaja tersebut merupakan penyandang autisme yang sudah mengalami masalah pencernaan sepanjang usianya. Ia takut ke toilet, sehingga memilih untuk tidak BAB dan menahannya berhari-hari.
Dari hasil pemeriksaan, remaja tersebut mengalami serangan jantung akibat pembesaran usus yang menekan beberapa organ tubuh bagian dalam lainnya. Nah, selain menyebabkan kematian, ada masalah kesehatan lain yang merupakan akibat dari tidak BAB berhari-hari, seperti berikut ini.
1. Feses menjadi keras
Feses/kotoran/pup mengandung 75% air dengan campuran bakteri, protein, sisa makanan yang tidak dapat dicerna, sel-sel mati, lemak, garam, dan lendir. Mengingat kandungan utamanya adalah air, pup bisa bergerak dengan mudah sepanjang usus dan keluar melalui rektum.
Bila menahan pup, kotoran akan menjadi keras dan kering karena tubuh menyerap kembali kandungan air di dalamnya. Feses yang keras tentu sulit untuk mengeluarkannya. Hal ini bisa memicu nyeri perut yang menjadi tanda dari sembelit dan juga pup berdarah.
Selain itu, juga mungkin akan merasa gelisah dan kehilangan nafsu makan karena menahan buang air besar.
2. Pergerakan usus melambat
Menahan BAB dalam waktu lama dapat merusak pergerakan usus. Pergerakan usus dapat melambat dan tidak menutup kemungkinan berhenti berfungsi.
Walaupun tidak ada makanan yang masuk, usus akan tetap menghasilkan sedikit cairan encer dan lendir, sehingga usus tidak benar-benar kosong. Saat menahan BAB sadar atau tidak akan mengencangkan otot-otot panggul dan bokong.
Pada saat yang sama, kotoran yang masih cair dapat menyelinap melewati massa kotoran yang padat. Sehingga mengakibatkan gumpalan kotoran pun menjadi semakin besar dan terasa sangat sakit saat buang air besar.
Jika tetap makan tanpa buang air besar, organ usus besar dapat membengkak karena penumpukan kotoran yang mengeras. Hal ini kemudian bisa menyebabkan usus besar terluka atau sobek.
3. Infeksi bakteri
Menahan BAB sama artinya dengan menyimpan tumpukan racun pada tubuh dalam waktu yang lama. Hal ini tentu bisa merusak usus besar yang akhirnya membuat tubuh tidak membuang racun.
Selain itu, juga berisiko terinfeksi bakteri ketika ada kotoran yang bocor keluar melewati luka atau robekan yang ada pada usus atau rektum. Usus yang terinfeksi memungkinkan bakteri berkembang biak dengan cepat.Kemudian, usus mengalami peradangan dan terisi nanah.
Infeksi ini juga dapat menekan usus, yang bisa menghambat aliran darah mengalir melalui dinding usus. Akibatnya, jaringan usus kekurangan darah dan mati secara perlahan.
Kondisi ini akan terus berlangsung sampai dinding otot usus menjadi tipis, lalu pecah. Ini memungkinkan nanah yang mengandung bakteri di dalam usus bocor ke bagian perut lainnya. Kondisi ini disebut sebagai penyakit peritonitis.
Kapan harus periksa ke dokter?
Terlalu sering menahan BAB akan mengalami beberapa gejala di bawah ini:
- Pup berdarah.
- Tidak dapat buang air besar selama 7 – 10 hari.
- Sembelit, kemudian diare, dan mengalami siklus yang sama berulang kali.
- Diare yang tidak kunjung membaik, terutama berbarengan dengan muntah.
- Nyeri pada area anus atau ujung usus besar.
Jika sudah begini, sebaiknya lekas memeriksakan ke dokter. Sebagai saran, sebaiknya buang air besarlah saat ingin, jangan menundanya atau memaksakan saat belum ingin BAB.